Minggu, 09 Desember 2012

Alap-Alap (Goes to Bromo)


GUNUNG BROMO

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan juga merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Timur. Tempat wisata alam ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan domestik, bahkan banyak yang berasal dari luar negeri. Mereka datang bukan hanya untuk menikmati indahnya Sunrise di Bromo, namun juga untuk melihat kemegahan kawah Tengger dan lautan pasir yang berada di sekelilingnya. Dengan pemandangan yang khas membuat Bromo layak menjadi tujuan wisata nomor satu di Propinsi Jawa Timur.
Dingin, begitulah yang akan dirasakan saat mulai memasuki kawasan wisata gunung Bromo. Suhu disini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi.  Para  wisatawan harus mempersiapkan pakaian dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Tapi, bila melupakan perlengkapan tersebut, ada banyak penjaja keliling yang menawarkan dagangannya berupa topi, sarung tangan, atau syal. Kebanyakan para wisatawan yang datang akan bangun di pagi buta untuk melihat Sunrise  di kawasan Bromo.
Untuk melihat Sunrise, wisatawan harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Letak Gunung Pananjakan ini tidak jauh dari kawasan lautan pasir. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, wisatawan harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat wisatawan tersesat, apalagi dengan keadaan yang gelap gulita di pagi buta, menjadikan suasana dalam perjalanan hening dan menambah sulit rute prjalanan karena kurangnya penerangan. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam serta kondisi jalan yang terjal perlu di waspadai oleh para wisatawan agar tidak terjerembab dan jatuh ke jurang. Banyak cara yang bisa di pilih untuk menempuh perjalanan ke Gunung Pananjakan. Salah satunya dengan menyewa mobil Jeep yang notabene memang banyak di sewakan di sepanjang jalan menuju kawasan wisata Gunung bromo. Mobil Jeep yang banyak di sewakan itu sendiripun dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Banyakpula wisatawan yang memilih berjalan kaki untuk mencapai Gunung Pananjakan walaupun memang sulit untuk di tempuh. Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Wisatawan pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, wisatawan dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Jika wisatawan membalikkan badan dan melihat ke arah barat, maka wisatawan akan di suguhi lautan awan yang sangat indah dan bagus, tak kalah dengan Sunrise  yang ada di timur Pananjakan. Lautan awan itu sebenarnya adalah sekumpulan awan yang menutupi lautan pasir yang sangat luas, sehingga jika di lihat dari atas Gunung Pananjakan terlihat seperti lautan awan yang menyelimuti Kawah Tengger.
Selesai menyaksikan Sunrise dan lautan awan, wisatawan dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat wisatawan melihat pemandangan sekitar yang menakjubkan. Sebelum sampai di Gunung bromo, wisatawan akan melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan Anda bernafas. Di tengah lautan pasir tersebut juga terdapat sebuah pura yang biasa di gunukan sebagai tempat sembahyang bagi warga sekitar.
Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, wisatawan dapat menggunakan kendaraan, tapi hanya sampai di dekat kaki Gunung Bromo. Selanjutnya, wisatawan harus berjalan kaki atau menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- untuk melanjutkan perjalanan. Patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.
Sekarang, setelah manempuh perjalanan yang berat melewati kaki Gunung Bromo, wisatawan harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo atau yang biasa disebut kawah Tengger. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat wisatawan nikmati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar